Hal ini berbanding terbalik, bagi mereka yang tengah menunda momongan. Saat istri tengah berada dalam masa subur, sebaiknya tunda hubungan intim anda dengan pasangan. Hal ini dilakukan supaya potensi terjadinya kehamilan berkurang.
Menghitung masa subur memang cukup rumit terlebih jika haid seorang wanita tidak teratur. Meski demikian, perhitungan bukannya tidak mungkin dilakukan. Sebagai contoh kasus tidak teraturnya haid seorang wanita adalah sebagai berikut:
Siklus haid seorang wanita, di awal Januari terjadi pada tanggal 22. Namun pada bulan mei, haid terlambat 8 hari dan tanggal 30, si wanita baru haid. Pada bulan juni, si wanita haid pada tanggal 28 dan bulan selanjutnya, wanita mengalami keterlambatan haid dan baru pada tanggal 3 agustus, haid kembali datang.
Kasus di atas, memungkinkan seorang wanita mengalami depresi karena menganggap keterlambatan haid dikarenakan oleh faktor kehamilan. Namun ketika haid kembali datang, maka harapan hamil menjadi pudar.
Cara Menghitung Masa Subur
Untuk menghitung masa subur dengan keterlambatan haid tersebut di atas, dapat dilakukan dengan cara yang berikut ini:
Catat jumlah hari pada satu siklus haid dalam kurun waktu 6 bulan. Siklus haid dihitung dengan cara mencatat kapan darah keluar di hari pertama hingga pada siklus yang berikutnya. Setelahnya, jumlahkan hari terpendek yang terjadi selama 6 kali siklus haid lalu kurangi dengan 18.
Perhitungan ini dapat dilakukan di hari pertama setelah 6 siklus haid yakni pada bulan ketujuh, untuk perhitungan yang selanjutnya, anda bisa menjumlahkan hari terpanjang pada 6 siklus haid lalu kurangi dengan 11. Perhitungan ini membuat anda tahu hari terakhir masa subur anda di bulan ketujuh.
Meski dirasa cukup rumit, namun menghitung masa subur menjadi hal yang cukup penting bagi pasangan yang ingin segera memiliki momongan ataupun ingin menunda momongan. Semoga artikel di atas cukup membantu. Sumber https://www.websitependidikan.com/
Komentar
Posting Komentar